Pages

Saturday, March 27, 2010

Terpesona Melihat Ogoh-ogoh



Terjebak di tengah kemacetan lalu lintas Catur Muka, Denpasar lantaran ingin menyaksikan secara langsung satu persatu ogoh-ogoh yang mendapatkan juara per kecamatan sekota Denpasar bersama anak istri membuat peluh saya bercucuran. Tangan mulai pegal menahan kopling dan gas. Keramaian hari ini memang lain dari biasanya.
Puluhan, ratusan bahkan ribuan kamera berusaha mengabadikan satu persatu barisan para raksasa yang terpampang di tepi jalan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Dari kamera beragam ponsel hingga digital kamera beragam tipe lalu lalang dari satu ogoh-ogoh ke lainnya. Dari yang berjalan kaki, di atas sepeda motor hingga dari dalam mobil, penuh sesak di ruas jalan yang hanya setengahnya saja dapat digunakan.

Barisan raksasa yang dibuat dalam kurun waktu kurang lebih sebulan sebelumnya tampak gagah dengan warna warni rupa dan keangkerannya. Hal itu tergambar begitu jelas dari raut muka dan tingkah laku yang ada. Mulai dari kisah pewayangan, Mahabrata dan Ramayana hingga yang menyindir perilaku manusia seperti kegemarannya mengurik togel. Dari yang bertemakan sosial dengan suntikan anti rabies hingga penokohan kartun Ipin & Upin berusaha ditampilkan oleh para arsitek di daerah masing-masing.
Keluwesan hasil visual dipadu dengan ide konstruksi yang makin membuat kami terkesima, membuat keyakinan itu tumbuh bahwa benar mereka pantas menyandang gelar juara pada Lomba Ogoh-Ogoh yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar  tahun ini. Rata-rata hanya bergantung pada satu konstruksi pokok yang menalangi sekian banyak sosok diatasnya. Ada yang beruba pecut (cemeti), tongkat, tumpuan salah satu kaki, kain hingga wayang, mencerminkan betapa kokohnya pondasi dasar yang digunakan.
Memang harus diakui bahwa wajar ada pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil atau nilai penjurian yang telah dilakukan minggu sebelumnya, karena rata-rata ogoh-ogoh yang ada benar-benar mengagumkan, menakjubkan dan membanggakan. Bahwa ternyata Kota Denpasar menyimpan banyak arsitek mumpuni di bidang seni dan terbukti mampu mewujudkannya dalam satu hasil karya apik, tidak hanya sebatas teori.
Menyusuri satu persatu jalanan Kota Denpasar pasca terlepas dari kemacetan yang terjadi, makin membuat kami terkagum-kagum. Entah berapa juta biaya yang telah dihabiskan untuk merancang dan mewujudkan sekian banyak ogoh-ogoh di seantero Kota Denpasar. Dari yang sebesar raksasa hingga sekecil mungil buatan anak-anak. Dari yang asal jadi hingga yang mencerminkan keakuratan desain dan pemikiran banyak kepala, membuat harapan kami membuncah. Semoga saja setelah lomba ini usai, tidak akan terjadi sesuatu hal yang buruk dan menodai kesucian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1932 esok hari…
Sambil menanti perhelatan Lomba nanti malam, dari Pusat Kota Denpasar, Saya beserta keluarga mengucapkan Selamat merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1932…

0 komentar:

Post a Comment