Pages

Saturday, March 27, 2010

Heningnya Nyepi Menginspirasi Dunia

Setiap komunitas memiliki kearifan lokalnya masing-masing dalam mengatasi permasalahan di lingkungannya. Misalnya ‘sasih’ di Maluku, ‘rumah panjang’ di Dayak, dan banyak lagi. Di Bali, terdapat kearifan lokal dalam merayakan pergantian tahun yang bernama ‘nyepi.’ Nyepi sendiri memiliki empat prinsip utama yang dikenal dengan nama “Catur Berata Penyepian” yang terdiri dari tanpa api, tanpa kerja, tanpa kesenangan, dan tanpa bepergian selama sehari penuh.ubungan sosial dalam rangka membangun masyarakat yang damai dan berkelanjutan.
Seperti kearifan lokal yang lain, Nyepi juga memiliki dampak yang baik bagi lingkungan hidup dan h Pertama, Nyepi memiliki dampai positif terhadap lingkungan hidup. Selama Nyepi, setip orang Bali tin
ggal dalam rumah dan menurunkan konsumsinya terkait makanan, listrik, dan energi
lainnya. Terdapat sekitar satu juta kendaraan bermotor di jalanan Bali dan mereka mengkonsumsi paling tidak dua liter bahan bakar setiap hari. Tak terhitung besarnya karbon dioksida yang dikeluarkan setiap harinya. Selain itu, pabrik, pelabuhan, dan bahkan bandar udara juga tak kalah besarnya mengeluarkan karbon dioksida akibat aktivitas mereka satu hari non-stop.
Namun, saat Nyepi, mereka menghentikan aktivitasnya selama 24 jam, jadi, begitu besar karbon dioksida pula yang bisa dicegah untuk berkumpul di atmosfir kita. Jadi, konsentrasi karbon dioksida, penyebab perubahan iklim, dapat diatasi secara local oleh kearifan lokal ini.
Tidak hanya itu, selain mengatasi perubahan iklim, Nyepi memberikan kesempatan kepada ekosistem bumi untuk bersiliensi. Aktivitas manusia sepanjang tahun telah membebani bumi, dan berpotensi untuk merusak ekosistemnya. Di sector perikanan misalnya, lebih dari 600 ton ikan ditangkap setiap harinya di Bali (BPS, 2009). Sepanjang Nyepi, aktivitas ini dihentikan selama sehari, sebagai akibatnya, sejumlah ikan dapat bertahan hidup dan dapat berkembang biak walau cuma membutuhkan waktu sehari saja.
Masyarakat Bali percaya bahwa Ibu Pertiwi membutuhkan istirahat, dan Nyepi telah memberikan ruang baginya untuk berisitirahat dan memperbaiki sistemnya dari kerusakan lebih jauh. Jadi, Ibu dapat tetap memberikan jasa layanan lingkungannya bagi seluruh kehidupan di bumi, terutama manusia, hingga di tahun berikutnya.
Lebih jauh, Nyepi menjaga hubungan sosial di antara masyarakat Bali. Saat ini, orang-orang kecanduan terhadap teknologi dan barang elektronik seperti telepon genggam, computer, laptop, TV, dan lain-lain.  Terkadang, mereka melupakan hubungan social dan juga kondisi di sekelilingnya, dan menjadi individualistik. Selama Nyepi, orang-orang tinggal di rumah atau di komunitasnya serta mengisi waktunya untuk berinteraksi langsung dengan mereka.
Pada malam hari, kondisi rumah yang tanpa listrik dan gelap mampu menguatkan rasa kebersamaan di antara mereka untuk saling menjaga satu sama lain, terutama merawat mereka yang takut pada kegelapan, misalnya anak-anak. Maka, masyarakat Bali berjaga bersama melalui gelapnya malam menunggu hari baru dengan sinar mentari yang cerah dan udara yang segar di pagi esok.
Singkatnya, Nyepi dengan empat prinsip utama dari keheningan memberikan manfaat tidak saja bagi lingkungan hidup tetapi juga untuk hubungan social karena keheningannya mampu mengatasi perubahan iklim, memberikan ruang berpasa bagi bumi dan membawa orang kembali pada rasa kemanusiaannya.
Oleh karena itu, Nyepi menantang orang-orang di dunia untuk membangun masyarakat yang damai dan berkelanjutan. Bali bisa, bisakah anda?

0 komentar:

Post a Comment