"Tetapi dari sisi seni pewayangan, ini sudah melewati pakem-pakem pewayangan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita" kata Bapak AA Oka Temaja yang mensponsori sekeha wayang Gambuh Padangsambian. Bapak yang berasal dari Jero Alangkajeng Padangsambian ini mengaku meminati seni wayang sejak muda dan cukup mengikuti perkembangan seni pewayangan. "Sebaiknya wayang dikembalikan ke pakem awalnya, agar anak-cucu kita tau mana seni wayang yang sebenarnya.. maka dari itu kami berusaha memunculkan Wayang Gambuh yang merupakan seni wayang yang sakral dan sangat sulit dan perlu teknik yang tinggi terutama dari sisi dalangnya".
Ditemui saat-saat latihan, Bapak I Gusti Putu Gede Suwira sebagai dalang Wayang Gambuh mengakui butuh teknik yang tinggi untuk mementaskan seni wayang Gambuh ini. Alat musik yang digunakan adalah beberapa suling panjang (suling gambuh), kendang, ceng-ceng dan kempur.. tidak menggunakan gender wayang seperti biasanya. "Ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan budaya wayang kita, yang sedikit tergeser dengan perkembangan jaman. Dan hanya sedikit dalang yang mampu mementaskan seni Wayang Gambuh, selain teknik yang susah, dibutuhkan pengetahuan (alur cerita, bahasa, lagu) yang tinggi di sisi dalangnya" sambung Bapak I Gusti Putu Gede Suwira yang juga seorang Bendesa Adat Padangsambian. Pertunjukan Wayang Gambuh ini akan diselenggarakan di depan Pura Desa Padangsambian tanggal 28 maret 2006 jam 8 malam.
0 komentar:
Post a Comment